Diberdayakan oleh Blogger.
Free R SnapITC Cursors at www.totallyfreecursors.com
RSS

TUMBUH KEMBANG USIA TODLER


TUMBUH KEMBANG USIA TODLER


A.    Pengertian

             Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat, ukuran panjang, umur tulang dan keseimbangan metabolik.
       Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan ( skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan.

B.    Tumbuh kembang pada anak usia todler

1.     Pertumbuhan
Selama tahun ke 2 masa kehidupan masih nampak kelanjutan perlambatan pertumbuhan fisis yaitu dengan kenaikan BB berkisar antara 1,5 – 2,5 kg ( rata – rata ) dan PB 6 –10 cm ( rata – rata 8 cm per tahun. Anak akan mengalami penurunan nafsu makan sampai usia 3 tahun, hal ini mengakibatkan jaringan sub kutan berkurang sehingga anak yang tadinya nampak gemuk dan montok akan menjadi lebih langsing dan berotot. Demikian pula dengan pertumbuhan otak yang akan mengalami perlambatan selama tahun ke 2, kenaikan lingkar pada tahun pertama mencapai pertambahan sebesar 12 cm dan selanjutnya pada tahun ke 2 hanya bertambah 2 cm, sedangkan lingkar dada pada tahun pertama berukuran sama.
Namun demikian untuk lebih jelasnya bisa dilihat dalam tabel NCHS WHO dengan menggunakan rumus :

2.     Parameter penilaian pertumbuhan fisik :
a.      Ukuran antropometrik
§  Berat badan
Berat badan merupakan ukuran antropometrik terpenting, karena dapat digunakan untuk menilai peningkatan/ penurunan semua jaringan yang ada dalam tubuh, antara lain tulang, otot, lemak, cairan tubuh dan lain – lain
Untuk menilai berat badan normal yang sesuai  usia todler dapat dilihat di tabel NCHS terlampir
§  Tinggi badan
Keistimewannya adalah bahwa ukuran tinggi badan pada masa pertumbuhan meningkat terus sampai tinggi maksimal tercapai dan akhirnya berhenti pada umur 18 – 20 tahun.
Untuk menilai tinggi bdan yang sesuai dengan usia todler dapat dilihat ditabel NCHS terlampir
§  Lingkar kepala
Lingkaran kepala mencerminkan volume intrakranial, dipakai untuk menaksir pertumbuhan otak. Untuk rentang normal menurut nellhaus pada anak usia 1 tahun adalah 43,5 – 49( perempuan) & 43,5 – 49 ( laki – laki ) , kemudian anak usia 2 tahun adalah 45 – 51( perempuan ) & 46 – 51( laki – laki ) dan anak usia 3 tahun adalah 46,25 – 53 (perempuan) & 46,25 – 53 ( laki – laki ). namun demikian untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam grafik Nellhaus terlampir
§  Lingkar lengan atas
LLA mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan otot yang tidak terpengaruh banyak oleh keadaan cairan tubuh dibandingkan dengan berat badan, laju tumbuh lambat, dari 11 cm waktu lahir menjadi 16 cm pada satu tahun, selanjutnya tidak banyak berubah pada umur 1 – 3 tahun.
§  Lipatan kulit
Tebalnya lipatan kulit pada daerah triseps dan subskapular merupakan refleksi tumbuh jaringan lemak dibawah kulit, yang mencerminkan kecukupan energi. dalam keadaan defisiensi lipatan kulit akan menipis dan sebaliknya menebal jika masukan energi berlebihan
b.      Gejala/tanda pemeriksaan fisik
§  Keseluruhan fisik, jaringan otot, jaringan lemak, rambut, gigi geligi
c.      Pemeriksaan laboratorium
§  Hb, serum protein dan hormon.
d.     Pemeriksaan radiologis
§  Umur tulang
3.     Perkembangan
Aspek perkembangan yang seharusnya dicapai anak pada usia todler adalah sebagai berikut
a.      Usia 12 – 18bulan
§  Berjalan sendiri tidak jatuh
§  Mengambil benda kcil dengan ibu jari dan telunjuk
§  Mengungkapkan keinginan secara sederhana
§  Minum sendiri dari gelas dan tidak tumpah
b.      Usia 18 – 24 bulan
§  Berjalan mudur setidaknya lima langkah
§  Mencoret – coret dengan alat tulis
§  Menunjuk bagian tubuh dan menyebut namanya
§  Meniru melakukan pekerjaan rumah tangga
c.      Usia 2 – 3 tahun
§  Berdiri satu kaki tanpa berpegangan minimal 2 hitungan
§  Meniru membuat garis lurus
§  Menyatakan keinginan sedikitnya dengan 2 kata
§  Melepas pakaian sendiri
4.     Parameter penilaian perkembangan dengan DDST
Aspek yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemeriksaan DDSTadalah :
a.       Alat yang Digunakan
Y  Alat peraga : benang wol merah, kismis/manik-manik, kubus warna merah-kuning-hijau- biru, permainan anak, botol kecil, bola tenis, bel kecil, kertas, dan pensil.
Y  Lembar formulir DDST
Y  Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan tes dan cara menilainya.
b.      Prosedur DDST terdiri dari dua tahap, yaitu:
Y  Tahap pertama : secara periodik dilakukan pada semua anak yang berusia 3 – 6 bulan, 9 – 12 bulan, 18 – 24 bulan, 3 tahun, 4 tahun, 5 tahun.
Y  Tahap kedua : dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan pada tahap pertama kemudian dilarutkan dengan evaluasi diagnostik yang lengkap.

c.       Penilaian 
Penilaian apakah lulus (Passed: P), gagal (Fail: F), ataukah anak tidak mendapat kesempatan melakukan tugas (No Opportunity: N.O). Kemudian ditarik garis berdasarkan umur kronologis, yang memotong garis horisontal tugas perkembangan pada formulir DDST. Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F, selanjutnya berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasi dalam normal, abnormal, meragukan (Questionable) dan tidak dapat dites (Untestable).  
Y Abnormal
-          Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau lebih
-          Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih keterlambatan plus 1 sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.
Y Meragukan
-          Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih.
-          Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia.
Y Tidak dapat dites
Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal atau meragukan.
Y Normal
Semua yang tidak tercantum dalam kriteria tersebut di atas.

C.    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak

Terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh-
kembang anak, yaitu:
1.     Faktor Genetik
Termasuk faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa. Seperti sindrom Down, sindrom Turner yang disebabkan oleh kelainan kromosom.
2.     Faktor Lingkungan
Faktor Lingkungan Pra natal, antara lain:
Y  Gizi ibu pada waktu hamil
Y  Mekanis (trauma dan cairan ketuban yang kurang, posisi janin)
Y  Toksin / zat kimia (zat teratogen: obat-obatan teralidomide, pkenitoin, methadion, obna-obat anti kanker)
Y  Endokrin (defisiensi hormon somatotropin, hormon plasenta, hormon tiroid, insulin)
Y  Radiasi
Y  Infeksi (Torch, Varisela, Coxsakie, Echovirus, Malaria, Lues, HIV, polio, campak, teptospira, virus influenza, virus hepatitis)
Y  Stres
Y  Imunitas
Y  Anoksia embrio
Faktor Lingkungan Post Natal, yaitu :
Y  Lingkungan Biologis, antara lain: Ras/suku bangsa, jenis kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis, fungsi metabolisme, hormon.
Y  Faktor Fisik, antara lain: cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah, sanitasi, keadaan rumah, radiasi.
Y  Faktor Psikososial, antara lain: stimulasi, motivasi belajar, hukuman yang wajar, kelompok sebaya, stres, sekolah, cinta dan kasih sayang, kualitas interaksi anak-orang tua.
Y  Faktor Keluarga dan Adat Istiadat, antara lain: pekerjaan/ pendapatan keluarga, pendidikan ayah/ibu, jumlah saudara, jenis kelamin dalam keluarga, stabilitas rumah tangga, kepribadian ayah/ibu, adat-istiadat, norma-norma, agama, urbanisasi, kehidupan politik dalam masyarakat yang mempengaruhi prioritas kepentingan anak, angaran, dll. (Soetjiningsih, 1998)

D.   Stimulasi dasar atau kebutuhan dasar untuk tumbuh-kembang yang diberikan Ibu pada anak 
1.     Usia 12 – 18 bulan
a.      Gerak kasar
Latih anak naik turun tangga
b.      Gerak halus
Bermain dengan anak melempar dan menangkap bola besar kemudian bola kecil.
c.      Bicara, bahasa dan kecerdasan
Latih anak menunjuk dan menyebutkan nama – nama bagian tubuh
d.     Begaul dan bicara
Beri kesempatan kepada anak untuk melepas pakaiannya sendiri.
2.     Usia 18 – 24 bulan
a.      Gerak kasar
Latih anak berdiri dengan 1 kaki
b.      Gerak halus
Ajari anak menggambar bulatan, garis, segitiga dan gambar wajah
c.      Bicara, bahasa dan kecerdasan
Latih anak mengikuti perintah sederhana.
d.     Bergaul dan mandiri
Latih agar anak mau ditinggalkan untuk sementara waktu
3.     Usia 2 sampai 3 tahun
a.      Gerak kasar
Latih anak melompat dengan satu kaki
b.      Gerak halus
Ajak anak bermain menyusun dan menumpuk balok
c.      Bicara, bahasa dan kecerdasan
Latih anak mengenal bentuk dan warna
d.     Bergaul dan mandiri
Latih anak mencuci tangan dan kaki serta mengeringkanya sendiri.




DAFTAR PUSTAKA


  1. Engel, joyce. (1998). Pengkajian Pediatrik, Alih Bahasa Teresa, Jakarta : EGC
  2. Beth cecily L, sowden Linda A. (2002). Buku Saku Keperawatan Pediatrik, Jakarta : EGC.
  3. Sacharin Rosa M. (1996). Prinsip Keperawatan Pediatrik. Alih bahasa : Maulanny R.F. Jakarta : EGC
  4. Markum, A.H. (1991). Buku Ajar Anak. Jilid I, Jakarta : Fakultas Kedokteran  Universitas Indonesia.
  5. Soetjingsih. (1995). Tumbuh Kembang Anak, jakarta : EGC
  6. Suherman ( 1999 ). Buku Saku Perkembangan Anak. Jakarta : EGC







Read More..
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN DHF


ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN DHF

A.    Pengertian

DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh Arbovirus ( arthro podborn virus ) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk AEDES ( AEDES ALBOPICTUS dan AEDES AEGEPTY )

B.     Penyebab

Penyebab DHF adalah Arbovirus ( Arthropodborn Virus ) melalui gigitan nyamuk Aedes ( Aedes Albopictus dn Aedes Aegepty )

C.    Tanda dan gejala

Tanda dan gejala penyakit DHF adalah :
-          Meningkatnya suhu tubuh
-          Nyeri pada otot seluruh tubuh
-          Suara serak
-          Batuk
-          Epistaksis
-          Disuria
-          Nafsu makan menurun
-          Muntah
-          Ptekie
-          Ekimosis
-          Perdarahan gusi
-          Muntah darah
-          Hematuria masih
-          Melena

D. Klasifikasi DHF menurut WHO
Derajat I
Demam disertai gejala tidak khas, terdapat manifestasi perdarahan ( uju tourniquet positif )

Derajat II
Derajat I ditambah gejala perdarahan spontan dikulit dan perdarahan lain.

Derajat III
Kegagalan sirkulasi darah, nadi cepat dan  lemah, tekanan nadi menurun ( 20 mmhg, kulit dingin, lembab, gelisah, hipotensi )

Derajat IV
Nadi tak teraba, tekanan darah tak dapat diukur

Pemeriksaan Diagnostik
-          Darah Lengkap = Hemokonsentrasi ( Hemaokrit meningkat 20 % atau lebih ) Thrombocitopeni ( 100. 000/ mm3 atau kurang )
-          Serologi = Uji HI ( hemaaglutinaion Inhibition Test )
-          Rontgen Thorac = Effusi Pleura

E.     Pathways
 

F.     Penatalaksanaan
§  Medik
A.    DHF tanpa Renjatan
-          Beri minum banyak ( 1 ½ - 2 Liter / hari )
-          Obat anti piretik, untuk menurunkan panas, dapat juga dilakukan kompres
-          Jika kejang maka dapat diberi luminal  ( antionvulsan ) untuk anak <1th dosis 50 mg Im dan untuk anak >1th 75 mg Im. Jika 15 menit kejang belum teratasi , beri lagi luminal dengan dosis 3mg / kb BB ( anak <1th dan pada anak >1th diberikan 5 mg/ kg BB.
-          Berikan infus jika terus muntah dan hematokrit meningkat

B.     DHF dengan Renjatan

-          Pasang infus RL
-          Jika dengan infus tidak ada respon maka berikan plasma expander ( 20 – 30 ml/ kg BB )
-          Tranfusi jika Hb dan Ht turun
§  Keperawatan
  1. Pengawasan tanda – tanda Vital secara kontinue tiap jam
-          Pemeriksaan Hb, Ht, Trombocyt tiap 4 Jam
-          Observasi intik output
-          Pada pasienDHF derajat I : Pasien diistirahatkan, observasi tanda vital tiap 3   jam , periksa Hb, Ht, Thrombosit tiap 4 jam beri minum 1 ½ liter – 2 liter per hari, beri kompres
-          Pada pasien DHF derajat II : pengawasan tanda vital, pemeriksaan Hb, Ht, Thrombocyt, perhatikan gejala seperti nadi lemah, kecil dan cepat, tekanan darah menurun, anuria dan sakit perut, beri infus.
-          Pada pasien DHF derajat III : Infus guyur, posisi semi fowler, beri o2 pengawasan tanda – tanda vital tiap 15 menit, pasang cateter, obsrvasi productie urin tiap jam, periksa Hb, Ht dan thrombocyt.

  1. Resiko Perdarahan
-          Obsevasi perdarahan : Pteckie, Epistaksis, Hematomesis dan melena
-          Catat banyak, warna dari perdarahan
-          Pasang NGT pada pasien dengan perdarahan tractus Gastro Intestinal

  1. Peningkatan suhu tubuh
-          Observasi / Ukur suhu tubuh secara periodik
-          Beri minum banyak
-          Berikan kompres

F. Asuhan Keperawatan pada pasien DHF

Pengkajian
-          Kaji riwayat Keperawatan
-          Kaji adanya peningkatan suhu tubuh, tanda perdarahan , mual muntah, tidak nafsu makan, nyeri ulu hai, nyeri otot dan tanda – tanda renjatan  ( denyut nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin dan lembab, terutama pada ekstremitas, sianosis, gelisah, penurunan kesadaran )

Diagnose Keperawatan
1.      Kekurangan Volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler , perdarahan, muntah, dan demam
2.      Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan perdarahan
3.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, tidak ada nafsu makan
4.      Hipertermi berhubungan dengan proses infeksivirus
5.      Perubahan proses proses keluarga berhubungan dengan kondisi anak

Perencanaan
1.      Anak menunjukkan tanda – tanda terpenuhinya kebutuhan cairan
2.      Anak menunjukkan tanda – tanda perfusi jaringan perifer yang adekwat
3.      Anak menunjukkan tanda – tanda vital dalam batas normal
4.      Keluarga menunjukkan kekoping yang adaptif
Implementasi
1.      Mencegah terjadinya kekurangan volume cairan
-          Mengobservasi tanda – tanda vital paling sedikit setiap 4 jam
-          Monitor tanda – tanda meningkatnya kekurangan cairan : turgor tidak elastis, ubun – ubun cekung, produktie urin menurun
-          Mengobservasi dan mencatat intake dan output
-          Memberikan hidrasi yang adekwat sesuai dengan kebutuhan tubuh
-          Memonitor nilai laboratorium : elektrolit / darah BJ urin , serum tubuh
-          Mempertahankan intake dan output yang adekwat
-          Memonitor dan mencatat berat badan
-          Memonitor pemberian cairan melalui intravena setiap jam
-          Mengurangi kehilangan cairan yang tidak telihat ( insesible water loss / IWL )

2.      Perfusi jaringan Adekwat
-          Mengkaji dan mencatat tanda – tanda Vital ( kualitas dan Frekwensi denyut nadi, tekanan darah , Cappilary Refill )
-          Mengkaji dan mencatat sirkulasi pada ektremitas ( suhu , kelembaban dan warna )
-          Menilai kemungkinan terjadinya kematian aringan pada ekstremitas seperti dingin , neri , pembengkakan kaki )

3.      Kebutuhan nutrisi adekwat
-          Ijinka anak memakan makanan yang dapa ditoleransi anak. Rencanakan untuk memperbaiki kualitas gizi pada saat selera makan anak meningkat.
-          Berikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi untuk meningkatkan kualitas intake nutrisi 
-          Menganjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan dengan teknik porsi kecil tetapi sering
-          Menimbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama dan dengan skala yang sama
-          Mempertahankan kebersihan mulut pasien
-          Menjelaskan pentingnya intake nutirisi yang adekwat untuk penyembuhan penyakit

4.      Mempertahankan suhu tubuh normal
-          Ukur tanda – tanda vital suhu tubuh
-          Ajarkan keluarga dala pengukuran suhu
-          Lakukan “ tepid sponge”  ( seka ) dengan air biasa
-          Tingkatkan intake cairan
-          Berikan terapi untuk menurunkan suhu
5.      Mensupport koping keluarga Adaptif
-          mengkaji perasaan dn persepsi orang tua atau anggota keluarga terhadap situasi yang penuh stress
-          Ijinkan orang tua dan keluarga untuk memberikan respon secara panjang lebar dan identifikasi faktor yang paling mencmaskan keluarga
-          Identifikasikan koping yang biasa digunakan dn seberapa besar keberhasilannya dalam mengatasi keadaan

G. Pencegahan DHF
Menghindari atau mencegah berkembangnya nyamuk Aedes Aegepty dengan cara:
-          Rumah selalu terang
-          Tidak menggantung pakaian
-          Bak / tempat penampungan air sering dibersihkan dan diganti airnya minimal 4 hari sekali
-          Kubur barang – barang bekas yang memungkinkan sebagai tempat terkumpulnya air hujan
-          Tutup tempat penampungan air
Perencanaan pemulangan dan PEN KES
-          Berikan informasi tentang kebutuhan melakukan aktifitas sesuai dengan tingkat perkembangan dan kondisi fisik anak
-          Jelaskan terapi yang diberikan, dosis efek samping
-          Menjelaskan gejala – gejala kekambuhan penyakit dan hal yang harus dilakukan untuk mengatasi gejala
-          Tekankan untuk melakukan kontrol sesuai waktu yang ditentukan

DAFTAR PUSTAKA
Buku ajar IKA infeksi dan penyakit tropis IDAI Edisi I. Editor : Sumarmo, S Purwo Sudomo, Harry Gama, Sri rejeki Bag IKA FKUI jkt 2002.
Christantie, Effendy. SKp, Perawatan Pasien DHF. Jakarta, EGC, 1995
Prinsip – Prinsip Keperawatan Nancy Roper hal 269 – 267

Read More..
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS