Testosteron
Deskripsi | : | Pemeriksaan testosteron merupakan pengukuran kadar hormon testosteron yang paling penting dalam proses repoduksi dan pada pria dihasilkan oleh sel Leydig (testis). Fungsi testosteron yaitu mempengaruhi perkembangan sifat-sifat seks sekunder pria, memberikan feedback negatif melalui pituitari dan hipotalamus sehingga menghasilkan penurunan sekresi luteinizing hormone (LH) dan menjaga fungsi kelenjar prostat serta vesikel seminalis. |
Manfaat Pemeriksaan | : | 1) Evaluasi fungsi gonad dan adrenal; 2) Mengetahui penyebab pubertas dini pada pria; 3) Diagnosis hipogonadisme, hipopituarisme, sindrom Klinifelter, dan impoten; 4) Indikator fungsi sekresi LH dan sel Leydig; 5) evaluasi wanita dengan hirsutisme. |
Persyaratan & Jenis Sampel | : |
Serum termasuk SST (untuk SST greiner/vacutte tidak direkomendasikan untuk digunakan), plasma (Li-heparin, K2-K3-EDTA) Volume sampel 0.5 ml, jika sampel terbatas, minimal diperlukan volume sampel 0.3 ml |
Stabilitas Sampel | : |
7 hari pada suhu 2-8°C 6 bulan pada suhu -20°C |
Persiapan Pasien | : | Tidak diperlukan persiapan khusus |
Hari Kerja | : | Setiap hari |
Metode | : | Electrochemiluminescense Immunoassay (ECLIA) |
Nilai Rujukan | : |
Laki-laki 20-49 tahun : 249-836 ng/dl Laki-laki ≥ 50 tahun : 193-740 ng/dl Perempuan 20-49 tahun : 8.4-48.1 ng/dl Perempuan ≥ 50 tahun : 2.5-40.8 ng/dl |
Tempat Rujukan | : | PNRL |
Catatan | : |
Catat waktu pengambilan spesimen Pada pasien dengan terapi biotin tinggi (> 5 mg/hari), pengambilan sampel harus > 8 jam sejak konsumsi biotin terakhir Kriteria penolakan sampel : - Hemolisis : tidak mutlak - Ikterik : tidak mutlak - Lipemik : tidak mutlak - Beku ulang : mutlak Sampel yang mengandung fibrin, sel darah merah atau partikel lain, harus diultrasentrifugasi lebih dahulu sebelum dikerjakan. |